Log in
Latest topics
» Sembang Medan Selera Pak Jebat V44by HangPC2 Sat 27 Aug 2022, 5:36 pm
» Halo semua
by matamata Mon 25 Oct 2021, 9:56 pm
» Cerita Rakyat
by mumuchi Sun 05 Sep 2021, 10:35 am
» Konfrontasi Malaysia-Indonesia 1962-66
by mumuchi Sun 05 Sep 2021, 10:28 am
» PAINTBALL - Come get some...
by pisang Tue 13 Dec 2016, 1:53 pm
» Baru balik
by pisang Mon 12 Dec 2016, 5:47 pm
» Jaket camo
by atreyudevil Fri 15 Jul 2016, 4:17 pm
» Nusantara Total War: Portuguese Invasion
by Adib Mon 22 Feb 2016, 7:57 pm
» Rekrut baru disini
by kapokbesi Thu 11 Feb 2016, 4:32 pm
» Keretapi Tanah Melayu Berhad
by zacky.uesoff Thu 04 Feb 2016, 11:00 pm
» ALL ABOUT HAM RADIO (AMATEUR RADIO STATION)
by kapokbesi Mon 16 Nov 2015, 12:42 pm
» BACKPACKING
by venez Tue 31 Mar 2015, 5:11 pm
» Rekrut 2015
by atreyudevil Sun 29 Mar 2015, 8:34 pm
» Sejarah Pangkalan-Pangkalan Udara TUDM
by venez Tue 24 Mar 2015, 11:02 am
» MyMil useful website lists
by atreyudevil Sat 24 Jan 2015, 11:17 pm
» WIP - Work In Progress
by yaminz Fri 26 Dec 2014, 12:06 pm
» Model Collections
by yaminz Fri 26 Dec 2014, 11:58 am
» Rekrut October & November 2014
by atreyudevil Sat 20 Dec 2014, 7:07 am
» Bola Cafe: MALAYSIA!
by HangPC2 Sun 14 Dec 2014, 12:35 pm
» Tayar Pirelli boleh tahan!
by venez Wed 10 Dec 2014, 4:27 pm
Statistics
We have 511 registered usersThe newest registered user is Belarus
Our users have posted a total of 172030 messages in 1322 subjects
Like/Tweet/+1
G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
+16
mumuchi
@hli
dewafrost
atreyudevil
anya8797
observateur
el-toro
tin
Foxtrot
MikeNovember
samuraisan
ashes
powerw00t
innocentti
venez
m1ng1e3
20 posters
Malaysia's Military, Police and Security Agencies :: Perbincangan MPSA Negara Lain :: Foreign Military History
Page 1 of 4
Page 1 of 4 • 1, 2, 3, 4
G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
Salam....
Mohon pendapat di tread mana harus saya letakkan kisah ini atau adakah sesuai jika sekiranya saya membuat tread baru tentang pengkisahan tersebut. Sila beri pendapat.
Sebagai mukadimah saya perturunkan 'Gayong Gambar'@photobucket kulit buku panduan tersebut
https://2img.net/h/i783.photobucket.com/albums/yy115/roslan_abdullah/LUBANGBUAYA.jpg
Mohon pendapat di tread mana harus saya letakkan kisah ini atau adakah sesuai jika sekiranya saya membuat tread baru tentang pengkisahan tersebut. Sila beri pendapat.
Sebagai mukadimah saya perturunkan 'Gayong Gambar'@photobucket kulit buku panduan tersebut
https://2img.net/h/i783.photobucket.com/albums/yy115/roslan_abdullah/LUBANGBUAYA.jpg
m1ng1e3- Civilian
-
Posts : 7
Reputation : 5
Join date : 16/06/2010
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
rasanya boleh bukak topik baru under Foreign MPSA - https://mymil.forumms.net/foreign-military-and-police-f14/
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
aku dah pindahkan ke Foreign Military and Police thread..selamat berposting mingle. thanks for sharing
p/s aku belum penah lagi dengar pasal cerita ni..sedikit info daripada wiki
p/s aku belum penah lagi dengar pasal cerita ni..sedikit info daripada wiki
Lubang Buaya (literally "crocodile pit") is the site of the murder of seven army officers during the 1 October coup attempt of the 30 September Movement. It is located on the outskirts of Jakarta near the Halim Perdanakusumah Air Force Base
innocentti- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 3264
Reputation : 140
Join date : 20/04/2010
Age : 40
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
Teruskan... rasanya ni antara kisah2 di penghujung kegemilangan Soekarno sebelum dia dijatuhkan .
powerw00t- Major General
-
Posts : 7424
Reputation : 360
Join date : 19/04/2010
Location : Kuala Sg Baru, Melaka
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
slamat dtg pakcik m1ng1e3..
ashes- Warrant Officer
-
Posts : 516
Reputation : 21
Join date : 20/04/2010
Location : westerloo
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
Ini ada Kisah Lubang Buaya kat MetroTv.. ada seminggu je bileh lihat
mulai Tarikh ini
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/09/04/6810/157/Awan-Hitam-di-Langit-Bali
mulai Tarikh ini
http://www.metrotvnews.com/index.php/metromain/newsprograms/2010/09/04/6810/157/Awan-Hitam-di-Langit-Bali
samuraisan- Major
-
Posts : 1124
Reputation : 273
Join date : 31/05/2010
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
peristiwa lubang buaya menamatkan konfrontasi
MikeNovember- Sergeant
-
Posts : 163
Reputation : 17
Join date : 14/06/2010
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
Betul tu tapi ada info yang kata CIA dah tahu akan terjadi peristiwa Lubang Buaya
tu tapi saja bagi menjatuhkan Sukarno.. ntah then Arwah Suharto naik
dan seterusnya inilah jadinya... asyik nak Ganyang je .. jom
kita Ganyang Lontong hariraya nanti
tu tapi saja bagi menjatuhkan Sukarno.. ntah then Arwah Suharto naik
dan seterusnya inilah jadinya... asyik nak Ganyang je .. jom
kita Ganyang Lontong hariraya nanti
samuraisan- Major
-
Posts : 1124
Reputation : 273
Join date : 31/05/2010
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
Kisah ni memperlihatkan pengorbanan seorang anak kecil melindungi ayahnya dari tembakan ahli PKI, anak kecil itu membayar dengan nyawanya sendiri...
Foxtrot- Major
-
Posts : 1115
Reputation : 74
Join date : 17/08/2010
Age : 43
Location : From Taiping With Love
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
Peristiwa nih walopon byk memberi impak, byk lagi yg misteri. contohnya penglibatan PKI yg masih samar2 buktinya dan Suharto terselamat kerana pengkomplot telah terlepas pandang.
satu lagi persoalan dlm kepala wa, kenapa PKI wat keje nih sedangkan depa dah bersahabat baik dgn Sukarno? Sukrno sendiri dah align dgn USSR sehinggakan TNI masa tuh dipersenjatai dgn peralatan perang yg moden dan canggih?
apapon, wa rasa citer nih citer sideline jer drp konflik konfrantasi.
satu lagi persoalan dlm kepala wa, kenapa PKI wat keje nih sedangkan depa dah bersahabat baik dgn Sukarno? Sukrno sendiri dah align dgn USSR sehinggakan TNI masa tuh dipersenjatai dgn peralatan perang yg moden dan canggih?
apapon, wa rasa citer nih citer sideline jer drp konflik konfrantasi.
tin- Kehormat MyMil
-
Posts : 6841
Reputation : 235
Join date : 06/06/2010
Location : Mymil's village idiot
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
PKI di indo* dah 3 kali berontak nak kudeta
el-toro- Sergeant
-
Posts : 159
Reputation : 23
Join date : 05/07/2011
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
el-toro wrote:PKI di indo* dah 3 kali berontak nak kudeta
ceritalah...
looks to be very, very interesting.
observateur- MODERATOR
-
Posts : 2914
Reputation : 106
Join date : 19/04/2010
Age : 57
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
observateur wrote:el-toro wrote:PKI di indo* dah 3 kali berontak nak kudeta
ceritalah...
looks to e very, very interesting.
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua [2]. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni di dalam perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka, salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra. Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia. Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi. Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.
Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri, terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Moeso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam kontrol PKI [3].
[sunting] Peristiwa Madiun 1948
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peristiwa Madiun
Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan Belanda melakukan perundingan yang dikenal sebagai Perundingan Renville. Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan posisi Belanda. Sebaliknya,RI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang dimiliki.Oleh karena itu, kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa, kabinet tersebut dijatuhkan pada 23 Januari 1948. Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan kabinet Hatta.
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948. Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah kabinet Hatta. FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu perebutan kekuasaan.
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda antipemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat.
Sejalan dengan peristiwa itu, datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di Moskow, Uni Soviet. Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah, bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI. Setelah itu, ia dan kawan-kawannya meningkatkan aksi teror, mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan kepemimpinan Soekarno-Hatta. Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur.T ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara komunis. Dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang menghadapi Belanda, tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat. Panglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI. Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan polisi. Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Alasan utama tercetusnya peristiwa G30S disebabkan sebagai suatu upaya pada melawan apa yang disebut "rencana Dewan Jenderal hendak melakukan coup d‘etat terhadap Presiden Sukarno“.[April 2010]
Aktivitas PKI dirasakan oleh kalangan politik, beberapa bulan menjelang Peristiwa G30S, makin agresif. Meski pun tidak langsung menyerang Bung Karno, tapi serangan yang sangat kasar misalnya terhadap apa yang disebut "kapitalis birokrat“[April 2010] terutama yang bercokol di perusahaan-perusahaan negara, pelaksanaan UU Pokok Agraria yang tidak menepati waktunya sehingga melahirkan "Aksi Sepihak“ dan istilah ;, "7 setan desa“[April 2010], serta serangan-serangan terhadap pelaksanaan Demokrasi Terpimpin yang dianggap hanya bertitik berat kepada "kepemimpinan“-nya dan mengabaikan "demokrasi“-nya[April 2010], adalah pertanda meningkatnya rasa superioritas PKI[April 2010], sesuai dengan statementnya yang menganggap bahwa secara politik, PKI merasa telah berdominasi.[April 2010] Anggapan bahwa partai ini berdominasi,pada akhirnya tidak lebih dari satu ilusi.[April 2010]
Ada pun Gerakan 30 September 1965, secara politik dikendalikan oleh sebuah Dewan Militer yang diketuai oleh D.N. Aidit dengan wakilnya Kamaruzzaman (Syam), bermarkas di rumah sersan (U) Suyatno di komplek perumahan AURI, di Pangkalan Udara Halim. Sedang operasi militer dipimpin oleh kolonel A. Latief sebagai komandan SENKO (Sentral Komando) yang bermarkas di Pangkalan Udara Halim dengan kegiatan operasi dikendalikan dari gedung PENAS (Pemetaan Nasional), yang juga instansi AURI dan dari Tugu MONAS (Monumen Nasional). Sedang pimpinan gerakan, adalah Letkol. Untung Samsuri.
Menurut keterangan, sejak dicetuskannya gerakan itu, Dewan Militer PKI mengambil alih semua wewenang Politbiro, sehingga instruksi politik yang dianggap sah, hanyalah yang bersumber dari Dewan Militer. Tapi setelah nampak bahwa gerakan akan mengalami kegagalan, karena mekanisme pengorganisasiannya tidak berjalan sesuai dengan rencana, maka dewan ini tidak berfungsi lagi. Apa yang dikerjakan ialah bagaimana mencari jalan menyelamatkan diri masing-masing. Aidit dengan bantuan AURI, terbang ke Yogyakarta, sedang Syam segera menghilang dan tak bisa ditemui oleh teman-temannya yang memerlukan instruksi mengenai gerakan selanjutnya.
Antara kebenaran dan manipulasi sejarah. Dalam konflik penafsiran dan kontroversi narasi atas Peristiwa 30 September 1965 dan peranan PKI, klaim kebenaran bagaikan pendulum yang berayun dari kiri ke kanan dan sebaliknya, sehingga membingungkan masyarakat, terutama generasi baru yang masanya jauh sesudah peristiwa terjadi. Tetapi perbedaan versi kebenaran terjadi sejak awal segera setelah terjadinya peristiwa.
Di tingkat internasional, Kantor Berita RRC (Republik Rakyat Cina), Hsinhua, memberikan versi bahwa Peristiwa 30 September 1965 adalah masalah internal Angkatan Darat Indonesia yang kemudian diprovokasikan oleh dinas intelijen Barat sebagai upaya percobaan kudeta oleh PKI.[April 2010]
Presiden Soekarno pun berkali-kali melakukan pembelaan bahwa PKI tidak terlibat dalam peristiwa sebagai partai melainkan karena adanya sejumlah tokoh partai yang keblinger dan terpancing oleh insinuasi Barat, lalu melakukan tindakan-tindakan, dan karena itu Soekarno tidak akan membubarkan PKI. Kemudian, pimpinan dan sejumlah perwira Angkatan Darat memberi versi keterlibatan PKI sepenuhnya, dalam penculikan dan pembunuhan enam jenderal dan seorang perwira pertama AD pada tengah malam 30 September menuju dinihari 1 Oktober 1965. Versi ini segera diterima secara umum sesuai fakta kasat mata yang terhidang dan ditopang pengalaman buruk bersama PKI dalam kehidupan sosial dan politik pada tahun-tahun terakhir. Hanya saja harus diakui bahwa sejumlah perwira penerangan telah menambahkan dramatisasi artifisial terhadap kekejaman, melebihi peristiwa in factum. Penculikan dan kemudian pembunuhan para jenderal menurut fakta memang sudah kejam, tetapi dramatisasi dengan pemaparan yang hiperbolis dalam penyajian, telah memberikan effek mengerikan melampaui batas yang mampu dibayangkan semula. Dan akhirnya, mengundang pembalasan yang juga tiada taranya dalam penumpasan berdarah antar manusia di Indonesia.
Setelah berakhirnya masa kekuasaan formal Soeharto, muncul kesempatan untuk menelaah bagian-bagian sejarah –khususnya mengenai Peristiwa 30 September 1965 dan PKI– yang dianggap kontroversial atau mengandung ketidakbenaran. Kesempatan itu memang kemudian digunakan dengan baik, bukan saja oleh para sejarawan dalam batas kompetensi kesejarahan, tetapi juga oleh mereka yang pernah terlibat dengan peristiwa atau terlibat keanggotaan PKI. Bila sebelum ini penulisan versi penguasa sebelum reformasi banyak dikecam karena di sana sini mengandung unsur manipulasi sejarah, ternyata pada sisi sebaliknya di sebagian kalangan muncul pula kecenderungan manipulatif yang sama yang bertujuan untuk memberi posisi baru dalam sejarah bagi PKI, yakni sebagai korban politik semata. Pendulum sejarah kali ini diayunkan terlalu jauh ke kiri, setelah pada masa sebelumnya diayunkan terlalu jauh ke kanan.
Terdapat sejumlah nuansa berbeda yang harus bisa dipisahkan satu sama lain dengan cermat dan arif, dalam menghadapi masalah keterlibatan PKI pada peristiwa-peristiwa politik sekitar 1965. Bahwa sejumlah tokoh utama PKI terlibat dalam Gerakan 30 September 1965 dan kemudian melahirkan Peristiwa 30 September 1965 –suatu peristiwa di mana enam jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat diculik dan dibunuh– sudah merupakan fakta yang tak terbantahkan. Bahwa ada usaha merebut kekuasaan dengan pembentukan Dewan Revolusi yang telah mengeluarkan sejumlah pengumuman tentang pengambilalihan kekuasaan, kasat mata, ada dokumen-dokumennya. Bahwa ada lika-liku politik dalam rangka pertarungan kekuasaan sebagai latar belakang, itu adalah soal lain yang memang perlu lebih diperjelas duduk masalah sebenarnya, dari waktu ke waktu, untuk lebih mendekati kebenaran sesungguhnya. Proses mendekati kebenaran tak boleh dihentikan. Bahwa dalam proses sosiologis berikutnya, akibat dorongan konflik politik maupun konflik sosial yang tercipta terutama dalam kurun waktu Nasakom 1959-1965, terjadi malapetaka berupa pembunuhan massal dalam perspektif pembalasan dengan anggota-anggota PKI terutama sebagai korban, pun merupakan fakta sejarah. Ekses telah dibalas dengan ekses, gejala diperangi dengan gejala.
Gerakan 30 September yang dilancarkan oleh PKI kini disebut dengan peristiwa G30S/PKI. Dimana peristiwa tersebut telah cukup menggambaran penculikan dan pembunuhan terencana yang dipublikasikan dilakukan oleh PKI terhadap sejumlah jenderal TNI AD yang kemudian di buang ke sumur tua di daerah Lubang Buaya. Dan gagalnya upaya PKI untuk menggulingkan Ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia untuk kemudian di ganti dengan Ideologi Komunis, pada masa pemerintahan presiden Soeharto telah dikenal dengan peringatan hari kesaktian Pancasila yang selalu diperingati setiap tanggal 1 Oktober oleh seluruh rakyat indonesia dengan mengkibaran bendera setengah tiang. Namun kini berbagai pertanyaan tentang siapa perencana gerakan 30 September masih berkumandang.
el-toro- Sergeant
-
Posts : 159
Reputation : 23
Join date : 05/07/2011
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
TQ monsieur toro...
observateur- MODERATOR
-
Posts : 2914
Reputation : 106
Join date : 19/04/2010
Age : 57
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
el-toro wrote:observateur wrote:el-toro wrote:PKI di indo* dah 3 kali berontak nak kudeta
ceritalah...
looks to e very, very interesting.
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua [2]. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni di dalam perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka, salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra. Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia. Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi. Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.
Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri, terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Moeso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam kontrol PKI [3].
[sunting] Peristiwa Madiun 1948
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peristiwa Madiun
Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan Belanda melakukan perundingan yang dikenal sebagai Perundingan Renville. Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan posisi Belanda. Sebaliknya,RI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang dimiliki.Oleh karena itu, kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa, kabinet tersebut dijatuhkan pada 23 Januari 1948. Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan kabinet Hatta.
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948. Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah kabinet Hatta. FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu perebutan kekuasaan.
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda antipemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat.
Sejalan dengan peristiwa itu, datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di Moskow, Uni Soviet. Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah, bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI. Setelah itu, ia dan kawan-kawannya meningkatkan aksi teror, mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan kepemimpinan Soekarno-Hatta. Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur.T ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara komunis. Dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang menghadapi Belanda, tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat. Panglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI. Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan polisi. Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Alasan utama tercetusnya peristiwa G30S disebabkan sebagai suatu upaya pada melawan apa yang disebut "rencana Dewan Jenderal hendak melakukan coup d‘etat terhadap Presiden Sukarno“.[April 2010]
Aktivitas PKI dirasakan oleh kalangan politik, beberapa bulan menjelang Peristiwa G30S, makin agresif. Meski pun tidak langsung menyerang Bung Karno, tapi serangan yang sangat kasar misalnya terhadap apa yang disebut "kapitalis birokrat“[April 2010] terutama yang bercokol di perusahaan-perusahaan negara, pelaksanaan UU Pokok Agraria yang tidak menepati waktunya sehingga melahirkan "Aksi Sepihak“ dan istilah ;, "7 setan desa“[April 2010], serta serangan-serangan terhadap pelaksanaan Demokrasi Terpimpin yang dianggap hanya bertitik berat kepada "kepemimpinan“-nya dan mengabaikan "demokrasi“-nya[April 2010], adalah pertanda meningkatnya rasa superioritas PKI[April 2010], sesuai dengan statementnya yang menganggap bahwa secara politik, PKI merasa telah berdominasi.[April 2010] Anggapan bahwa partai ini berdominasi,pada akhirnya tidak lebih dari satu ilusi.[April 2010]
Ada pun Gerakan 30 September 1965, secara politik dikendalikan oleh sebuah Dewan Militer yang diketuai oleh D.N. Aidit dengan wakilnya Kamaruzzaman (Syam), bermarkas di rumah sersan (U) Suyatno di komplek perumahan AURI, di Pangkalan Udara Halim. Sedang operasi militer dipimpin oleh kolonel A. Latief sebagai komandan SENKO (Sentral Komando) yang bermarkas di Pangkalan Udara Halim dengan kegiatan operasi dikendalikan dari gedung PENAS (Pemetaan Nasional), yang juga instansi AURI dan dari Tugu MONAS (Monumen Nasional). Sedang pimpinan gerakan, adalah Letkol. Untung Samsuri.
Menurut keterangan, sejak dicetuskannya gerakan itu, Dewan Militer PKI mengambil alih semua wewenang Politbiro, sehingga instruksi politik yang dianggap sah, hanyalah yang bersumber dari Dewan Militer. Tapi setelah nampak bahwa gerakan akan mengalami kegagalan, karena mekanisme pengorganisasiannya tidak berjalan sesuai dengan rencana, maka dewan ini tidak berfungsi lagi. Apa yang dikerjakan ialah bagaimana mencari jalan menyelamatkan diri masing-masing. Aidit dengan bantuan AURI, terbang ke Yogyakarta, sedang Syam segera menghilang dan tak bisa ditemui oleh teman-temannya yang memerlukan instruksi mengenai gerakan selanjutnya.
Antara kebenaran dan manipulasi sejarah. Dalam konflik penafsiran dan kontroversi narasi atas Peristiwa 30 September 1965 dan peranan PKI, klaim kebenaran bagaikan pendulum yang berayun dari kiri ke kanan dan sebaliknya, sehingga membingungkan masyarakat, terutama generasi baru yang masanya jauh sesudah peristiwa terjadi. Tetapi perbedaan versi kebenaran terjadi sejak awal segera setelah terjadinya peristiwa.
Di tingkat internasional, Kantor Berita RRC (Republik Rakyat Cina), Hsinhua, memberikan versi bahwa Peristiwa 30 September 1965 adalah masalah internal Angkatan Darat Indonesia yang kemudian diprovokasikan oleh dinas intelijen Barat sebagai upaya percobaan kudeta oleh PKI.[April 2010]
Presiden Soekarno pun berkali-kali melakukan pembelaan bahwa PKI tidak terlibat dalam peristiwa sebagai partai melainkan karena adanya sejumlah tokoh partai yang keblinger dan terpancing oleh insinuasi Barat, lalu melakukan tindakan-tindakan, dan karena itu Soekarno tidak akan membubarkan PKI. Kemudian, pimpinan dan sejumlah perwira Angkatan Darat memberi versi keterlibatan PKI sepenuhnya, dalam penculikan dan pembunuhan enam jenderal dan seorang perwira pertama AD pada tengah malam 30 September menuju dinihari 1 Oktober 1965. Versi ini segera diterima secara umum sesuai fakta kasat mata yang terhidang dan ditopang pengalaman buruk bersama PKI dalam kehidupan sosial dan politik pada tahun-tahun terakhir. Hanya saja harus diakui bahwa sejumlah perwira penerangan telah menambahkan dramatisasi artifisial terhadap kekejaman, melebihi peristiwa in factum. Penculikan dan kemudian pembunuhan para jenderal menurut fakta memang sudah kejam, tetapi dramatisasi dengan pemaparan yang hiperbolis dalam penyajian, telah memberikan effek mengerikan melampaui batas yang mampu dibayangkan semula. Dan akhirnya, mengundang pembalasan yang juga tiada taranya dalam penumpasan berdarah antar manusia di Indonesia.
Setelah berakhirnya masa kekuasaan formal Soeharto, muncul kesempatan untuk menelaah bagian-bagian sejarah –khususnya mengenai Peristiwa 30 September 1965 dan PKI– yang dianggap kontroversial atau mengandung ketidakbenaran. Kesempatan itu memang kemudian digunakan dengan baik, bukan saja oleh para sejarawan dalam batas kompetensi kesejarahan, tetapi juga oleh mereka yang pernah terlibat dengan peristiwa atau terlibat keanggotaan PKI. Bila sebelum ini penulisan versi penguasa sebelum reformasi banyak dikecam karena di sana sini mengandung unsur manipulasi sejarah, ternyata pada sisi sebaliknya di sebagian kalangan muncul pula kecenderungan manipulatif yang sama yang bertujuan untuk memberi posisi baru dalam sejarah bagi PKI, yakni sebagai korban politik semata. Pendulum sejarah kali ini diayunkan terlalu jauh ke kiri, setelah pada masa sebelumnya diayunkan terlalu jauh ke kanan.
Terdapat sejumlah nuansa berbeda yang harus bisa dipisahkan satu sama lain dengan cermat dan arif, dalam menghadapi masalah keterlibatan PKI pada peristiwa-peristiwa politik sekitar 1965. Bahwa sejumlah tokoh utama PKI terlibat dalam Gerakan 30 September 1965 dan kemudian melahirkan Peristiwa 30 September 1965 –suatu peristiwa di mana enam jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat diculik dan dibunuh– sudah merupakan fakta yang tak terbantahkan. Bahwa ada usaha merebut kekuasaan dengan pembentukan Dewan Revolusi yang telah mengeluarkan sejumlah pengumuman tentang pengambilalihan kekuasaan, kasat mata, ada dokumen-dokumennya. Bahwa ada lika-liku politik dalam rangka pertarungan kekuasaan sebagai latar belakang, itu adalah soal lain yang memang perlu lebih diperjelas duduk masalah sebenarnya, dari waktu ke waktu, untuk lebih mendekati kebenaran sesungguhnya. Proses mendekati kebenaran tak boleh dihentikan. Bahwa dalam proses sosiologis berikutnya, akibat dorongan konflik politik maupun konflik sosial yang tercipta terutama dalam kurun waktu Nasakom 1959-1965, terjadi malapetaka berupa pembunuhan massal dalam perspektif pembalasan dengan anggota-anggota PKI terutama sebagai korban, pun merupakan fakta sejarah. Ekses telah dibalas dengan ekses, gejala diperangi dengan gejala.
Gerakan 30 September yang dilancarkan oleh PKI kini disebut dengan peristiwa G30S/PKI. Dimana peristiwa tersebut telah cukup menggambaran penculikan dan pembunuhan terencana yang dipublikasikan dilakukan oleh PKI terhadap sejumlah jenderal TNI AD yang kemudian di buang ke sumur tua di daerah Lubang Buaya. Dan gagalnya upaya PKI untuk menggulingkan Ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia untuk kemudian di ganti dengan Ideologi Komunis, pada masa pemerintahan presiden Soeharto telah dikenal dengan peringatan hari kesaktian Pancasila yang selalu diperingati setiap tanggal 1 Oktober oleh seluruh rakyat indonesia dengan mengkibaran bendera setengah tiang. Namun kini berbagai pertanyaan tentang siapa perencana gerakan 30 September masih berkumandang.
anya macam perbah baca nih dalam majalah BTDM yang slalu dihantar kat sekolah anya tuh... ada salah satu isu dia ayang ada cerita tantang nih...
anya8797- Colonel
-
Posts : 2721
Reputation : 60
Join date : 07/03/2011
Location : kuala lumpur
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
anya8797 wrote:el-toro wrote:observateur wrote:el-toro wrote:PKI di indo* dah 3 kali berontak nak kudeta
ceritalah...
looks to e very, very interesting.
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat dan Sumatra Barat. PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan ini dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial. Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13.000 orang ditahan. Sejumlah 1.308 orang, umumnya kader-kader partai, dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua [2]. Beberapa orang meninggal di dalam tahanan. Banyak aktivis politik non-komunis yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial, dengan alasan menindas pemberontakan kaum komunis. Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama. Yakni di dalam perundingan rahasia aktivis PKI di Prambanan. Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka, salah satu tokoh utama PKI yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra. Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia. Walau begitu, beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi. Semisal Pemberontakan Silungkang di Sumatra.
Pada masa awal pelarangan ini, PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri, terutama karena banyak dari pemimpinnya yang dipenjarakan. Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di Moskwa, Uni Soviet, untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah. Namun Moeso hanya tinggal sebentar di Indonesia. Kini PKI bergerak dalam berbagai front, seperti misalnya Gerindo dan serikat-serikat buruh. Di Belanda, PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa Indonesia di kalangan organisasi nasionalis, Perhimpoenan Indonesia , yang tak lama kemudian berada di dalam kontrol PKI [3].
[sunting] Peristiwa Madiun 1948
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Peristiwa Madiun
Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan Belanda melakukan perundingan yang dikenal sebagai Perundingan Renville. Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan posisi Belanda. Sebaliknya,RI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang dimiliki.Oleh karena itu, kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa, kabinet tersebut dijatuhkan pada 23 Januari 1948. Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan kabinet Hatta.
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948. Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah kabinet Hatta. FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu perebutan kekuasaan.
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda antipemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan, menculik dan membunuh lawan-lawan politik, serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat.
Sejalan dengan peristiwa itu, datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di Moskow, Uni Soviet. Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah, bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI. Setelah itu, ia dan kawan-kawannya meningkatkan aksi teror, mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan kepemimpinan Soekarno-Hatta. Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur.T ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI dan menggantinya dengan negara komunis. Dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam. Tindakan kekejaman ini membuat rakyat marah dan mengutuk PKI. Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang menghadapi Belanda, tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat. Panglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI. Pada 30 September 1948, Madiun dapat diduduki kembali oleh TNI dan polisi. Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Alasan utama tercetusnya peristiwa G30S disebabkan sebagai suatu upaya pada melawan apa yang disebut "rencana Dewan Jenderal hendak melakukan coup d‘etat terhadap Presiden Sukarno“.[April 2010]
Aktivitas PKI dirasakan oleh kalangan politik, beberapa bulan menjelang Peristiwa G30S, makin agresif. Meski pun tidak langsung menyerang Bung Karno, tapi serangan yang sangat kasar misalnya terhadap apa yang disebut "kapitalis birokrat“[April 2010] terutama yang bercokol di perusahaan-perusahaan negara, pelaksanaan UU Pokok Agraria yang tidak menepati waktunya sehingga melahirkan "Aksi Sepihak“ dan istilah ;, "7 setan desa“[April 2010], serta serangan-serangan terhadap pelaksanaan Demokrasi Terpimpin yang dianggap hanya bertitik berat kepada "kepemimpinan“-nya dan mengabaikan "demokrasi“-nya[April 2010], adalah pertanda meningkatnya rasa superioritas PKI[April 2010], sesuai dengan statementnya yang menganggap bahwa secara politik, PKI merasa telah berdominasi.[April 2010] Anggapan bahwa partai ini berdominasi,pada akhirnya tidak lebih dari satu ilusi.[April 2010]
Ada pun Gerakan 30 September 1965, secara politik dikendalikan oleh sebuah Dewan Militer yang diketuai oleh D.N. Aidit dengan wakilnya Kamaruzzaman (Syam), bermarkas di rumah sersan (U) Suyatno di komplek perumahan AURI, di Pangkalan Udara Halim. Sedang operasi militer dipimpin oleh kolonel A. Latief sebagai komandan SENKO (Sentral Komando) yang bermarkas di Pangkalan Udara Halim dengan kegiatan operasi dikendalikan dari gedung PENAS (Pemetaan Nasional), yang juga instansi AURI dan dari Tugu MONAS (Monumen Nasional). Sedang pimpinan gerakan, adalah Letkol. Untung Samsuri.
Menurut keterangan, sejak dicetuskannya gerakan itu, Dewan Militer PKI mengambil alih semua wewenang Politbiro, sehingga instruksi politik yang dianggap sah, hanyalah yang bersumber dari Dewan Militer. Tapi setelah nampak bahwa gerakan akan mengalami kegagalan, karena mekanisme pengorganisasiannya tidak berjalan sesuai dengan rencana, maka dewan ini tidak berfungsi lagi. Apa yang dikerjakan ialah bagaimana mencari jalan menyelamatkan diri masing-masing. Aidit dengan bantuan AURI, terbang ke Yogyakarta, sedang Syam segera menghilang dan tak bisa ditemui oleh teman-temannya yang memerlukan instruksi mengenai gerakan selanjutnya.
Antara kebenaran dan manipulasi sejarah. Dalam konflik penafsiran dan kontroversi narasi atas Peristiwa 30 September 1965 dan peranan PKI, klaim kebenaran bagaikan pendulum yang berayun dari kiri ke kanan dan sebaliknya, sehingga membingungkan masyarakat, terutama generasi baru yang masanya jauh sesudah peristiwa terjadi. Tetapi perbedaan versi kebenaran terjadi sejak awal segera setelah terjadinya peristiwa.
Di tingkat internasional, Kantor Berita RRC (Republik Rakyat Cina), Hsinhua, memberikan versi bahwa Peristiwa 30 September 1965 adalah masalah internal Angkatan Darat Indonesia yang kemudian diprovokasikan oleh dinas intelijen Barat sebagai upaya percobaan kudeta oleh PKI.[April 2010]
Presiden Soekarno pun berkali-kali melakukan pembelaan bahwa PKI tidak terlibat dalam peristiwa sebagai partai melainkan karena adanya sejumlah tokoh partai yang keblinger dan terpancing oleh insinuasi Barat, lalu melakukan tindakan-tindakan, dan karena itu Soekarno tidak akan membubarkan PKI. Kemudian, pimpinan dan sejumlah perwira Angkatan Darat memberi versi keterlibatan PKI sepenuhnya, dalam penculikan dan pembunuhan enam jenderal dan seorang perwira pertama AD pada tengah malam 30 September menuju dinihari 1 Oktober 1965. Versi ini segera diterima secara umum sesuai fakta kasat mata yang terhidang dan ditopang pengalaman buruk bersama PKI dalam kehidupan sosial dan politik pada tahun-tahun terakhir. Hanya saja harus diakui bahwa sejumlah perwira penerangan telah menambahkan dramatisasi artifisial terhadap kekejaman, melebihi peristiwa in factum. Penculikan dan kemudian pembunuhan para jenderal menurut fakta memang sudah kejam, tetapi dramatisasi dengan pemaparan yang hiperbolis dalam penyajian, telah memberikan effek mengerikan melampaui batas yang mampu dibayangkan semula. Dan akhirnya, mengundang pembalasan yang juga tiada taranya dalam penumpasan berdarah antar manusia di Indonesia.
Setelah berakhirnya masa kekuasaan formal Soeharto, muncul kesempatan untuk menelaah bagian-bagian sejarah –khususnya mengenai Peristiwa 30 September 1965 dan PKI– yang dianggap kontroversial atau mengandung ketidakbenaran. Kesempatan itu memang kemudian digunakan dengan baik, bukan saja oleh para sejarawan dalam batas kompetensi kesejarahan, tetapi juga oleh mereka yang pernah terlibat dengan peristiwa atau terlibat keanggotaan PKI. Bila sebelum ini penulisan versi penguasa sebelum reformasi banyak dikecam karena di sana sini mengandung unsur manipulasi sejarah, ternyata pada sisi sebaliknya di sebagian kalangan muncul pula kecenderungan manipulatif yang sama yang bertujuan untuk memberi posisi baru dalam sejarah bagi PKI, yakni sebagai korban politik semata. Pendulum sejarah kali ini diayunkan terlalu jauh ke kiri, setelah pada masa sebelumnya diayunkan terlalu jauh ke kanan.
Terdapat sejumlah nuansa berbeda yang harus bisa dipisahkan satu sama lain dengan cermat dan arif, dalam menghadapi masalah keterlibatan PKI pada peristiwa-peristiwa politik sekitar 1965. Bahwa sejumlah tokoh utama PKI terlibat dalam Gerakan 30 September 1965 dan kemudian melahirkan Peristiwa 30 September 1965 –suatu peristiwa di mana enam jenderal dan satu perwira pertama Angkatan Darat diculik dan dibunuh– sudah merupakan fakta yang tak terbantahkan. Bahwa ada usaha merebut kekuasaan dengan pembentukan Dewan Revolusi yang telah mengeluarkan sejumlah pengumuman tentang pengambilalihan kekuasaan, kasat mata, ada dokumen-dokumennya. Bahwa ada lika-liku politik dalam rangka pertarungan kekuasaan sebagai latar belakang, itu adalah soal lain yang memang perlu lebih diperjelas duduk masalah sebenarnya, dari waktu ke waktu, untuk lebih mendekati kebenaran sesungguhnya. Proses mendekati kebenaran tak boleh dihentikan. Bahwa dalam proses sosiologis berikutnya, akibat dorongan konflik politik maupun konflik sosial yang tercipta terutama dalam kurun waktu Nasakom 1959-1965, terjadi malapetaka berupa pembunuhan massal dalam perspektif pembalasan dengan anggota-anggota PKI terutama sebagai korban, pun merupakan fakta sejarah. Ekses telah dibalas dengan ekses, gejala diperangi dengan gejala.
Gerakan 30 September yang dilancarkan oleh PKI kini disebut dengan peristiwa G30S/PKI. Dimana peristiwa tersebut telah cukup menggambaran penculikan dan pembunuhan terencana yang dipublikasikan dilakukan oleh PKI terhadap sejumlah jenderal TNI AD yang kemudian di buang ke sumur tua di daerah Lubang Buaya. Dan gagalnya upaya PKI untuk menggulingkan Ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia untuk kemudian di ganti dengan Ideologi Komunis, pada masa pemerintahan presiden Soeharto telah dikenal dengan peringatan hari kesaktian Pancasila yang selalu diperingati setiap tanggal 1 Oktober oleh seluruh rakyat indonesia dengan mengkibaran bendera setengah tiang. Namun kini berbagai pertanyaan tentang siapa perencana gerakan 30 September masih berkumandang.
anya macam perbah baca nih dalam majalah BTDM yang slalu dihantar kat sekolah anya tuh... ada salah satu isu dia ayang ada cerita tantang nih...
anya kan cikgu jadi mesti tau juga
anak anya dah tido kah ?
el-toro- Sergeant
-
Posts : 159
Reputation : 23
Join date : 05/07/2011
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
atreyudevil wrote:lubang buaya,
moyang sedara saya slah satu survivor!
aku tatau related exactly to lubang buaya incident, tapi ada kerabat aku dihantar ke Msia supaya terselamat daripada pki.
Pakcik aku tu sampai amik SRP kat sini... kemudian dia balik Indonesia bila dah reda semua.
observateur- MODERATOR
-
Posts : 2914
Reputation : 106
Join date : 19/04/2010
Age : 57
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
el-toro wrote:
anya kan cikgu jadi mesti tau juga
anak anya dah tido kah ?
yelah bang toro..
tapi anya bukanalah ensaiklopedia bergerak....
banyak jer yang anya tak tau....tapi mekasihlah sebab sudi cerita...
anak anya sudah tido kul 9.30 tadi...
tapi mengigau kejap suruh anya cari kotak... hehe
anya8797- Colonel
-
Posts : 2721
Reputation : 60
Join date : 07/03/2011
Location : kuala lumpur
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
bagi org2 indo*, trajedi lubang buaya ni lebih di kenali sebagai GESTAPU, singkatan apa ntah..... penah sekali aku berbalah dgn cikgu sejarah aku masa sekolah menengah dulu, dia lerr yg sebut GESTAPU pasal trajedi ni, aku pun apa lagi, menyuarakan lah pendapat aku yg bertentangan, aku kata itu nama polis rahsia (GESTAPO) tentera jerman Hitler masa perang WWII tuuu.... apa kene mengena dgn trajedi niii.... apa lagii... terperanjat lerr cikgu aku tuuu, dia pulak tak ingat nama penuh makna GESTAPU tuuu, esok tuu baruu lah dia bagi aku penerangan pasal makna GESTAPU tuuu... heheheheheheheheheeeee... havoc kejap wooooo kelas akuuu......
dewafrost- Kehormat MyMil
-
Posts : 3762
Reputation : 146
Join date : 20/06/2010
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
Yup. Ada beberapa hal pertanyaan yang tak terjawab dalam peristiwa ini...
1. Mengapa Gen. Soeharto yang pada saat itu memegang jabatan Panglima Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat) yang mempunyai kekuasaan langsung dalam pergerakan pasukan AD yang berjumlah besar dan strategik ini tak masuk dalam list PKI?----Ini yang menjadi bahan spekulasi bahwa Gen. Soeharto adalah orang disebalik peristiwa ini (menurut saya spekulasi ini karut dan menyesatkan sebab banyak orang yang nak balas dendam dengan soehato dalam pembersihan PKI ini. Menurut perkiraan angka juta-an adalah korban pembersihan PKI yang dilakukan oleh Gen. Soeharto dan beliau juga yang membuat PKI ataupun faham komunis terlarang selamanya di indonesia).
2. Apakah Presiden Soekarno adalah PKI? Sebab begitu kuatnya hubungan poros Moskow-Beijing-Jakarta saat itu sehingga beliau dituduh terlibat PKI.
Menurut saya, Soekarno sendiri bukan komunis. Beliau hanya tak mempunyai pilihan lain selain berpaling kepada negara komunis dalam politik luar negerinya. Kebencian Soekarno terhadap Barat yang bermuka dua memang sangat dalam. Beliau mengetahui banyak tipu helah Barat ini sejak sebelum indonesia merdeka sehingga setelah merdeka pun baru hingga tahun 1962 Papua (Irian) bisa direbut dari Belanda setelah mendapat sokongan peralatan tentera dari Sovyet.
3. Apakah G30S adalah buatan CIA untuk menjatuhkan Soekarno sebab takut indonesia akan jadi komunis? Rasanya teori ini lebih kepada mengkhayal saja. Sebab pada kenyataannya pada saat itu CIA masih dalam menyusun rencana apabila indonesia jatuh komunis.
1. Mengapa Gen. Soeharto yang pada saat itu memegang jabatan Panglima Kostrad (Komando Strategis Angkatan Darat) yang mempunyai kekuasaan langsung dalam pergerakan pasukan AD yang berjumlah besar dan strategik ini tak masuk dalam list PKI?----Ini yang menjadi bahan spekulasi bahwa Gen. Soeharto adalah orang disebalik peristiwa ini (menurut saya spekulasi ini karut dan menyesatkan sebab banyak orang yang nak balas dendam dengan soehato dalam pembersihan PKI ini. Menurut perkiraan angka juta-an adalah korban pembersihan PKI yang dilakukan oleh Gen. Soeharto dan beliau juga yang membuat PKI ataupun faham komunis terlarang selamanya di indonesia).
2. Apakah Presiden Soekarno adalah PKI? Sebab begitu kuatnya hubungan poros Moskow-Beijing-Jakarta saat itu sehingga beliau dituduh terlibat PKI.
Menurut saya, Soekarno sendiri bukan komunis. Beliau hanya tak mempunyai pilihan lain selain berpaling kepada negara komunis dalam politik luar negerinya. Kebencian Soekarno terhadap Barat yang bermuka dua memang sangat dalam. Beliau mengetahui banyak tipu helah Barat ini sejak sebelum indonesia merdeka sehingga setelah merdeka pun baru hingga tahun 1962 Papua (Irian) bisa direbut dari Belanda setelah mendapat sokongan peralatan tentera dari Sovyet.
3. Apakah G30S adalah buatan CIA untuk menjatuhkan Soekarno sebab takut indonesia akan jadi komunis? Rasanya teori ini lebih kepada mengkhayal saja. Sebab pada kenyataannya pada saat itu CIA masih dalam menyusun rencana apabila indonesia jatuh komunis.
@hli- Captain
-
Posts : 715
Reputation : 85
Join date : 06/08/2010
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
atreyudevil wrote:lubang buaya,
moyang sedara saya slah satu survivor!
Pergh keturunan Jeneral Nasution rupanya.
mumuchi- GLOBAL MODERATOR
-
Posts : 19551
Reputation : 525
Join date : 05/06/2010
Location : Dulu Tempat Lumba Kuda
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
FUUUHHHHH... atre... kabre waakk......
dewafrost- Kehormat MyMil
-
Posts : 3762
Reputation : 146
Join date : 20/06/2010
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
DF, GESTAPU = GErakan September TigA PUluh
alphawolf- MODERATOR
-
Posts : 1457
Reputation : 196
Join date : 18/10/2010
Location : "Sitting Elephant"
Re: G.30.S/PKI@LUBANG BUAYA
alphawolf wrote:DF, GESTAPU = GErakan September TigA PUluh
iyerrr.... itu pasal laah aku gaduh dgn cikgu sejarah aku..... hehehehehehehee
dewafrost- Kehormat MyMil
-
Posts : 3762
Reputation : 146
Join date : 20/06/2010
Page 1 of 4 • 1, 2, 3, 4
Malaysia's Military, Police and Security Agencies :: Perbincangan MPSA Negara Lain :: Foreign Military History
Page 1 of 4
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum